Blog milik Ria Rochma, blogger Gresik, Jawa Timur. Tulisan tentang parenting, gaya hidup, wisata, kecantikan, dan tips banyak ditulis di sini.

Tips Memilih Online Shop yang Tepat

| on
Rabu, Januari 22, 2014
google.com
- Sponsored Post -

***
Sekarang ini, sudah banyak sekali online shop dan hampir kita temui dimana-mana. Kalau dulu online shop menjamurnya di facebook atau para penjual membuat website sendiri khusus berjualan, sekarang berbagai media sosial bisa digunakan.

Contoh lain facebook adalah instagram, twitter, pinterest dan BBM. Maksud hati ingin share foto-foto hasil jepretan sendiri di instagram, eh, saya pun di spam para penjual. Kalau saya share foto diri sendiri alias selfie, tiba-tiba sudah dispam penjual peralatan hijab. Pernah juga, saya di mention online shop di twitter yang jualan baju-baju korea. Hm, tampaknya memang para penjual online kini memang sudah sangat bersaing layaknya penjual offline.

Dan banyak dari kita, terutama perempuan, yang sudah akrab dengan membeli barang secara online. Saya pun juga begitu. Sampai ada tetangga saya heran, kok sering sekali para mas-mas kurir itu nyamperin rumah saya. Hihi..

Karena seringnya membeli barang secara online, saya akhirnya belajar secara otodidak memilih online shop yang tepat *apaan sih ini ngomongnya?*. Karena nggak semua online shop yang menurut orang-orang terpercaya itu, akan tepat buat kita. Saya beri bocorannya ya :

1. Pilihlah online shop yang dipercaya orang. Lho, tadi katanya terpercaya belum tentu tepat? Tapi bagaimanapun, kata terpercaya itu harus kita masukkan dalam daftar sebagai pertimbangan awal meskipun belum tentu nantinya kita akan berbelanja di sana.

2. Pilihlah online shop yang memiliki testimoni yang baik. Fungsi widget testimoni yang ada di web online shop, selain menarik orang lain untuk membeli di sana, juga berfungsi bagi kita sebagai pembeli yang akan membeli di sana. Pilihlah online shop yang memiliki testimoni baik dan bisa terpercaya. Ini akan terlihat dari kalimat testimoninya kok.

3. Pilihlah online shop yang mana teman-teman kita biasa beli di sana. Dengan begitu, kita nggak akan ragu mau beli di sana karena kita sudah dapat rekomendasi kalau online shop itu oke.

4. Pilihlah online shop yang lengkap menunjukkan ciri-ciri barang yang mereka jual. Misalnya nih untuk baju. Kita harus jeli lihat panjang baju, dada, lengan, ukuran, dsb. Atau untuk tas, jelilah lihat ukuran tasnya, panjang talinya, bahan yang dipakai, foto bagian dalam tas, dsb. Kalau ukuran tas, biasanya saya ambil dua penggaris untuk mengukur panjang dan lebarnya. Pernah nih ya, saya beli kaftan yang katanya ukuranya XL. Pas barangnya sampai, lha kok kecil? Ternyata itu ukuran XL untuk body yang yahud. Walhasil, bajunya sekarang dipakai sama tante saya yang bodynya yahud *tepok jidat*.

5. Sesekali boleh kok kita cari online shop yang beri diskonan besar. Kalau yang ini, jarang saya lakukan karena was-was barangnya ada yang rusak. Tapi nggak semua online shop seperti itu ya. Kadang mereka kasih diskon karena habiskan stok. Nah, kalau begini ini saya biasanya langsung kalap mata.

6. Manfaatkan saudara atau teman kita yang jualan. Kalau dapat diskon kan lumayan. Haha.. Selain supaya kita menghindari rasa nggak enak karena seringnya kita ditawari buat belanja di dia. Kalau nggak ada barang cocok, pilih saja barang yang lagi didiskon atau yang harganya murah dan sekiranya kita nanti akan butuh barang itu. Kalau nggak ada yang cocok, ya tolak saja. Kalau kita udah beli trus nggak cocok, ya tolak saja kalau besok-besok diminta beli lagi di sana. Nggak perlu sungkan, karena mereka pun juga sudah membekali mentalnya untuk ditolak orang lain, sekalipun itu saudara.

Salah satu online shop yang saya percaya itu adalah Zalora. Mengapa? Karena Zalora memiliki testimoni yang baik dari banyak pembeli. Seorang teman saya malah sering beli di sana, terutama tas dan sepatu. Dan yang saya suka, mereka mencantumkan berbagai informasi dari barang yang mereka jual. Misalnya tas. Mereka mencantumkan ukuran tasnya, bahannya, panjang talinya, ornamen yang menghias tas itu bahkan jumlah tas yang ready di gudang mereka. Oke kan? Apalagi mereka memberi gratis ongkos kirim. Meskipun ongkos kirim mungkin hanya beberapa belas rupiah saja, tapi itu bisa jadi bahan pertimbangan bukan?
Screen shot dari salah satu tas yang dijual Zalora :)


Nah, nah, begitu tips memilih online shop yang tepat dari saya. Memang banyak dari kita yang masih suka belanja offline karena bisa memilih barangnya langsung. Tapi belanja online bisa jadi pilihan, terutama jika barang incaran kita tidak dijual offline atau kita terlalu sibuk untuk keluar berbelanja.

Salam penuh kasih,
Miss Rochma

[Blogging] Selamat Ulang Tahun yang Kedua untuk KEB

| on
Sabtu, Januari 18, 2014
credit from google
Saya mengenal KEB lebih dari setahun yang lalu. Saat itu saya memutuskan untuk membuat blog pribadi yang isinya memang tentang keseharian saya. Karena saya terbiasa dengan blog kroyokan di Kompasiana, saya nggak ngerti kalau ternyata blog kita itu juga butuh ditingkatkan viewnya supaya informasi yang kita tulis itu bisa banyak dibaca. Secaralah, saya nggak ngerti begituan karena saat di Kompasiana, saya nggak pedulikan tentang itu.

Hingga suatu hari, saya blogwalking dan menyadari bahwa komentar yang mampir di blog saya itu tidak terlalu banyak dan komentarnya tidak menunjukkan kedekatakan personal. Padahal, ada banyak blog yang saya baca, penulis artikelnya dengan si pemberi komentar memiliki feed back yang baik. Nah, hingga suatu hari saya melihat banner Kumpulan Emak Blogger (KEB) di salah satu blog. Coba-coba klik, eh, ternyata larinya ke websitenya KEB. Setelah baca-baca sebentar, ada komentar yang menyebutkan tentang grup KEB di facebook. Saya search, dan tralala..!!! Saya ajukan diri untuk gabung.

Dan setelah bergabung dengan KEB, saya menyadari bahwa saya memang membutuhkan grup blogger sendiri berdasarkan gender. Mengapa? Ada beberapa alasan personal ya..

1. Saya perempuan. Dan saya membutuhkan informasi tentang perempuan dan seluk beluknya. Dan itu saya dapatkan di KEB. Misalnya, saat saya membutuhkan informasi tentang make up, atau tentang oven dan microwave, tentang travelling ala perempuan, atau tentang apa saja. Semua terangkum dalam tulisan para emak di KEB.

2. Saya seorang ibu. Dan tips-tips parenting itu banyak sekali saya dapatkan setelah saya bergabung di KEB. Kan masih banyak sih artikel yang kita tinggal search di google? Hm, bagi saya pribadi sih ya, tips itu kalau tidak kita praktekkan langsung, itu hanya sebuah tips parenting, bukan jalan keluar dalam mendidik anak. Sedangkan para emak KEB, banyak memberikan tips-tips parenting setelah mereka praktekkan ke anak mereka masing-masing. So, belajar langsung dari yang sudah mempraktekkan itu lebih pas di hati lho *kedipin mata*

Saya juga sering share pengalaman saya mendidik anak saya, Arya. Mungkin pengalaman yang sama juga dirasakan oleh emak-emak yang lain. Tapi setiap manusia pasti mengalami perbedaan emosi, sikap dan problem solving yang berbeda meskipun pengalamannya sama. Dan ini serunya, kita bisa saling memberi masukan.

3. Saya seorang guru. Dan saya belajar cara mendidik anak didik saya juga dari para emak-emak di KEB. Ada beberapa materi bimbingan dan konseling yang saya berikan kepada anak didik saya yang idenya berasal dari tulisan para emak di KEB. Dan saat saya menghadapi permasalahan siswa, juga sering saya share di KEB. Tanggapan bagus kok. Kalau ada yang kurang, mereka bersedia menambahi sesuai pengalaman masing-masing dan itu bisa dijadikan masukan bagi saya *kedipin mata saat kamera mendekat* 

4. Saya seorang crafter, scrapbooker. Meskipun crafter abal-abal sih. Tapi semenjak gabung di KEB, saya makin semangat ngecraft. Secara saya bisa share hasil karya saya ke para emak dan komentar mereka memompa semangat saya untuk semakin rajin ngecraft. Banyak juga para emak di KEB yang juga crafter. Meskipun jenis craftnya beda, tapi kami memiliki problem yang sama. Yaitu penghargaan terhadap hasil karya. Dan itu bisa kita minimalkan dengan saling memberi semangat antar crafter di KEB.
Card yang saya buat untuk di swap dengan mbak Dey :)

5. Saya fictionholic. Meskipun fiksi saya belum ada yang tembus ke penerbit mayor, tapi saya getol sekali bikin fiksi. Meskipun toh itu hanya sebatas menulis status, seringkali saya buat se-mendayu-mendayu mungkin *kumat*. Dan saya menemukan banyak teman berfiksi ria d KEB. Semisal nih, Mayya dan Mbak Orin. Yang akhirnya kami buat proyek Berani Cerita. Dan mbak Carra yang asalnya kita cuap-cuap saja, eh, jadilah Monday Flash Fiction. Dan akhirnya banyak juga yang mengenal saya sebagai emak galau penghasil fiksi *tertawa ngikik ala mak lampir*.

6. Saya sedang belajar fotografi. Banyak sekali para emak yang memiliki kemampuan jepret sana-sini dan hasilnya bagus, meskipun kamera yang dipakai itu hanya kamera HP. Itu jadi kekaguman tersendiri bagi saya. Dan saya selalu kagum dengan kegigihan para emak yang nggak mau kalah sama para lelaki yang kemana-mana bawa DSLR dan tripod. Bahkan akhir-akhir ini, banyak emak yang mulai menyadari bahwa foto yang bagus akan membuat para pembaca itu merasa nyaman membaca artikel kita dan betah buat blogwalking di blog kita.

Begitulah pemirsa KEB di mata saya. Begitu mempesona, begitu mudah menyalurkan semangat, begitu mudah berbagi informasi, bergitu mudah memberikan ilmu, dan begitu mudah membuat kita nyaman bergabung di sana. Love you KEB, so much!!!

Selamat ulang tahun yang Kedua untuk KEB. Semoga kita semakin jaya, semakin gagah, semakin menginspirasi *ciumi emak satu-satu*.


NB : Saya pengen kopdar *gigitgigit piring*

Salam cinta,
Miss Rochma

[Arya] Naik Angkutan Umum, Yuk!

| on
Senin, Januari 06, 2014
credit

Naik Angkutan Umum, Yuk! Selama saya menikah, transportasi yang saya dan Papa gunakan buat kemana-mana ya apalagi kalau bukan motor. Dengan jangkauan yang enak buat salip sana-sini, motor termasuk kendaraan yang nyaman buat kami. Namun, karena pekerjaan Papa yang berada di luar kota, menuntut kami untuk memiliki mobil. Keinginan membeli mobil ini muncul karena saya kasihan pada Papa yang harus menyetir motor ke luar kota saat hujan deras. Ditambah lagi, lokasi pabrik tempat Papa kerja berada di dekat dengan laut dan jalan penghubung pabrik ke rumah, juga melewati pinggiran laut. Kebayang bukan kencangnya angin yang menerpa Papa sepanjang perjalanan? Ya, akhirnya setahun yang lalu kami memutuskan untuk kredit mobil.

Custom Post Signature

Custom Post  Signature